Cabai Aceh 1,4 Ton Disalurkan ke Jakarta, Harga Terjangkau

Senin, 22 Desember 2025 | 12:22:19 WIB
Cabai Aceh 1,4 Ton Disalurkan ke Jakarta, Harga Terjangkau

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menerima kiriman 1,4 ton cabai merah dari Aceh untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan menstabilkan harga di ibu kota.

Inisiatif ini tidak hanya membantu masyarakat memperoleh cabai dengan harga lebih murah, tetapi juga memberi kesempatan bagi petani Aceh untuk menjual hasil panennya secara langsung. Program ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan melalui distribusi komoditas dari sentra produksi ke wilayah konsumen.

Distribusi Cabai dari Aceh ke Jakarta

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengatakan bahwa pengiriman cabai telah dimulai pada Jumat sebelumnya, dan 1,4 ton cabai merah kini tersedia di gerai-gerai Pasar Jaya.

“Sudah memulai hari Jumat kemarin kami mengambil cabai-cabai dari Aceh. Kami ambil 1,4 ton,” kata Rano.

Kualitas cabai dari Aceh dinilai cukup baik dan diminati masyarakat. Untuk mendukung daya beli warga, cabai tersebut dijual dengan harga Rp40 ribu per kilogram (kg), lebih rendah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp50 ribu per kg.

Peluang Kerja Sama dengan Aceh Melalui Contract Farming

Rano Karno juga menyampaikan rencana kerja sama jangka panjang dengan Aceh melalui skema pertanian kontrak atau contract farming. Sistem ini memungkinkan petani memproduksi cabai sesuai permintaan dan kualitas yang dibutuhkan oleh pasar Jakarta.

“Pak Gubernur juga setuju kalau kita punya 'contract farming' dengan wilayah setempat, kalau memang nanti teman-teman di Aceh bisa mengadakan untuk stok cabai di Jakarta, itu akan jauh lebih baik,” ujar Rano.

Contract farming dipandang sebagai solusi untuk memastikan pasokan cabai tetap lancar sekaligus memberikan kepastian harga bagi petani, sehingga mereka lebih terlindungi dari fluktuasi pasar.

Keterlibatan Kementerian Pertanian dan TNI AU

Sebelumnya, Kementerian Pertanian membeli 40 ton cabai dari sentra-sentra produksi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Langkah ini bertujuan untuk menjaga kelancaran distribusi cabai sekaligus melindungi penghasilan petani yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor.

Sebanyak 15 ton cabai dikirim langsung ke Jakarta menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara. Pengiriman dilakukan dari Bandara Rembele menuju Bandara Halim Perdanakusuma. Sisanya dikirim ke wilayah Medan, Sumatera Utara.

Kementerian Pertanian juga berkoordinasi dengan pedagang cabai di Pusat Informasi Pasar Kramat Jati (PIKJ) untuk memastikan distribusi cabai di Jakarta berjalan lancar dan sampai ke konsumen.

Manfaat Ekonomi bagi Petani dan Konsumen

Program ini memberikan manfaat ganda. Bagi masyarakat Jakarta, cabai tersedia dengan harga lebih terjangkau, sehingga mengurangi tekanan inflasi di sektor pangan. Bagi petani Aceh, program ini memberi akses pasar langsung sehingga mereka bisa menjual hasil panen tanpa perantara berlebihan dan mendapatkan harga yang layak.

Pendekatan ini juga menunjukkan sinergi antar-instansi pemerintah, antara Pemprov DKI, Kementerian Pertanian, dan TNI AU, untuk memastikan kelancaran distribusi bahan pangan strategis.

Pentingnya Pengawasan Kualitas Cabai

Rano Karno menekankan pentingnya menjaga kualitas cabai yang diterima dari Aceh. Ia meminta jajarannya memastikan setiap pengiriman cabai layak konsumsi dan sesuai standar pasar. Upaya ini penting agar masyarakat mendapatkan produk segar sekaligus membangun kepercayaan antara petani dan konsumen.

Kualitas cabai yang baik tidak hanya memengaruhi harga jual, tetapi juga berdampak pada kepuasan konsumen dan keberlanjutan program distribusi.

Dampak Jangka Panjang dan Stabilitas Pasar

Program pengiriman cabai Aceh ke Jakarta menjadi salah satu langkah strategis untuk menstabilkan harga komoditas pangan utama di ibu kota. Dengan adanya pasokan cabai langsung dari sentra produksi, Pemprov DKI dapat mengantisipasi lonjakan harga akibat keterbatasan stok atau bencana alam yang memengaruhi hasil panen lokal.

Selain itu, penguatan kerja sama dengan daerah penghasil cabai membuka peluang kontrak jangka panjang, sehingga pasokan cabai lebih terjamin dan stabil sepanjang tahun. Model ini juga bisa direplikasi untuk komoditas lain, seperti bawang, kentang, atau sayuran penting lainnya.

Kesimpulan: Sinergi untuk Ketahanan Pangan

Distribusi 1,4 ton cabai dari Aceh ke Jakarta bukan sekadar pengiriman komoditas, tetapi juga langkah strategis menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Program ini menunjukkan kolaborasi efektif antara pemerintah daerah, kementerian, dan TNI AU dalam memastikan akses pangan yang cukup dan harga terjangkau bagi masyarakat.

Dengan contract farming sebagai opsi jangka panjang, hubungan antara produsen dan konsumen semakin kokoh, dan pasokan pangan strategis dapat dipastikan tetap stabil, terlepas dari dinamika pasar atau kondisi alam.

Terkini